Kulit bia di anggap orang moni sebagai kebun (indo).pemikiran seperti ini boleh saja,sehingga pantaslah bahwa kita menghargainya sebagai salah satu benda budaya.lebih-lebuh dari sisi positif kulit bia dapat menggerakkan orang Moni-Migani untuk berjuang dan mengumpulkan uang dan barang untuk trasaksi dan usaha barter.
Namun sangat di sayangkan yaitu bahwa orang-orang tertentu menganggap kulit bia sebagai “Tuhan “ Akibatnya muncullnya beberapa hal yaitu:
a.Faham Tuhan dan hamba
Add caption |
b.ketidakjujuran.
strategis muna-muna (lobi kampungan)menghasilkan sikap tindakan tidak jujur. Manusia (orang tertentu berusaha menipu,sehingga banyak orang tertipu.sebagai contoh,orang-orang tertentu (3 orang) mengatur strategis dan bersepakat untuk menipu pihak ketiga dengan kulit bia palsu.mereka yang mau menipu sepakat untuk mengatakan bahwa kulit bia yang di berikan oleh salah satu teman mereka adalah kulit bia asli.padahal sebenarnya bukan asli
selin itu,melalui muna-muna,orang moni dengan gampang menghambur janji yang tidak akan pernah di penuhi sampai 5-6 keturunan.
c.Perang (bunuh membunuh,dendam,merasatidak aman,nyawa tidak punya arti dan korban silih,pea wogo)
Orang Moni dan manusia Papua pada umumnya mengeluh sangat dasyat karena orang papua ditembak mati oleh oknum TNI.Isu ini menggetarkan sukma untuk mau memisahakan diri dari NKRI.upaya in benar dan diakui oleh gereja dan dunia internasional melalui LSM-LSM dari HAM dan teologis (manusia sebagai ciptaan Tuhan)
Upaya ini bertendangan,karena pada saat Gereja dan LSM-LSM bicara tentam HAM,orang kristen Moni masih saja mempertahankan budaya perang.peperangan in terjadi lantaran dendam yang selalu di kaitkan dengan dominasikan kulit bia.bahakan paling jelek lagi bahwa perang itu dijadikan anjang/kesempatan untuk mendapat materi (babi dan kulit bia).sebagi contoh,apa bila perang,orang yang sakitpun ikut,karena lebih berguna mati di medan laga.pada hal sebenarnya inimerupakan mati bodoh-bodoh,karena sudah tahu sakit tetapi pergi berperang logis.atau anggota keluarga baku bagi berseberangan ( sebagai lawan)dalam perang dan berusaha baku bunuh supaya mendapat kulit biadari pihak yang di bantu oleh si korban.
Kebiasan ini jelek,busuk dan terkutuk,karena nyawa manusia yang migani ( sejati)dianggap lendah tidak berarti.inilah suatu tanda bahwa orang Moni menginjak sendiri HAM dan tidak ada sedikitpun unsur kemerdekaan dalam budaya.dan kalau demikian untuk apa menuntut merdeka. Kalau kita sendiri tidak merdeka?
d.ketidakadilan
(1).adat mas kawin
pengaruh permaiana kulit bia,memunculkan ketidakadilan dalam hukum adat perkawinan. Tuntutan dari pihak perempuan menciptakan tekanan berat dan dari pihak perempuan menciptakan tekanan berat dan beban luar biasa kepada pihak laki-laki dan keluarga yang baru hidup bersama.hal ini tidak adil.mereka di kuras habis-habisan,sehingga tidak bisa berdaya melakukan hal lain,selain sibuk menabung untuk bayar utang.selain itu keluarga baru itu tidak hidup tenang,karena pihak yang berhutang selalu datang menuntut dengan membat api di halaman rumah,mengamuk sampai makan tanah dan sebagainya.tindakan semacam ini membuat manusia itu di perlakukan secara tidak adil dan tidak manusiawi.selain itu manusia yang menangis makan terus,tidak tahu kerjasehingga dia juga tidak memiliki harga diri.
(2).Penipuan zonowi
Para kepala suku (zonowi) sering pula melakukan tidakan tidak adil terhadap masyarakat. Merka meminta (muna-muna) dari masyarakat,tetapi tidak pernah membayarnya , bahkan waktu masyarakat memintanya, mereka mengatakan bahwa harga kulit bia ini tidak cocok dengan barang yang saya dapat. Inilah tanda ketidak jujuran yang dipraktekkan para Zonowi. Tindakan ini sangat terkutuk.
(3).Dalam perang
Praktek pea wogo (babi putih) dalam perang pun tidak adil. Orang tertentu menjadi jaminan perdamaian terhadap dan dengan pihak yang kalah perang. Atau melalui pemnicaraan di belakang – belakang oleh orang tua, sehingga waktu perang anak-anak muda disuruh maju sehingga banyak panah yang dapat panah. Inilaah tandanya bahawa kita sama sekali tidak adil terhadap terhadap sesama manusia. Dan itu berarti sangat terkutuk oleh Allah.
E.Malas bekerja
Kulit bia menyihir orang moni, sehingga upaya bekerja membangun daerahnya samasekali rendah. Orang malas berjuang ,malas memperhatikan pendidikan sehingga daerah ini sangat terbelakan.
Zonowi-zonowi yang mustinya menjadi penggerak pembangunan terlalu subuk dengan permainan kulit bia sampai lupa mengurus keluarga,pendidikan anak,perkembangan gereja dan masyarakat. Lucunya kalau ada uang , semua orang berbicara tentang uang sampai berhari-hari. Dimana-mana kumpul beberapa orang berbicara tentang uang saja. Duduk dilapangan ,dibandar kayu sampai berjam-jam ternyata kebunnya yang kecil itu dihantan babi sampai habis karana pagar sudah lapuk. Coba kita ingat baik-baik kalau bicara tentang kerja, apakah orang duduk sampai berjam-jam ? saya kira tidak. Tetapi soal bagi uang, sabar dulu bisa sampai larut malam. Saya kira kalau orang lain lihat hal ini, mereka pasti rasa lucu dan bisa-bisa kita diberi cap”muka uang”.
Pembinaan dari gereja untuk kerja meningkatkan ekonomi tidak pernah mendengar. Bahkan ada orang yang mengatakan bukan gereja yang kasih kami uang! Tangan,kaki dan tenaga serta pikiran diberikan Allah (Emo) tidak lagi berguna coba bapak-bapak pikir baik-baik sampai kapankah kita terus begini ? orang Ekari yang dulu juga mengenal kulit biah sudah sangat baik. Orang baliem yang justru gereja (injil) masuk dari belakang kini sudah sangat maju. Sementara kita orang moni - migani masi tidur lelap.
Nah, berbagai kenyataan adat dan budaya diatas, membuat kita tidak sadar diri. Banyak aspek budaya yang baik dilupakan, sehingga usaha untuk menyesuaikan diri dengan jaman dan menata masa depan dilupakan. Ini berarti kita tidak mencintai daerah ini karena tidak ada usaha untuk membangunnya. Saya yakin bahwa pada suatu saat Allah yang menciptakan tanah moni ini akan marah dan mengutuk orang-orangnya yang tidak tau kerja dan malas-malasan.
Percaya atau tidak, sekarang ini sudah terbukti. Orang sudah mulai bilang bahwa uang sudah kembali ke kampungnya. Emaspun sudah tidak banyak seperti dulu. Tanaman sudah tidak subur. Binatang-binatang (babi, anjing dan domba) mulai gigit dan tanduk orang sembarangan, pikiran sudah mulai buntu. Dan iklim sudah tidak menentu lagi. Suatu saat, manusia saling menggigit lalu orang moni yang sejati menjadi lenyap tinggal nama. Orang luar yang datang menguasai kita termasuk iblis yang sedang mengintai kita setiap saat.
Oleh : Robby Migau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar