Selasa, 22 November 2011

PAPUA SEMAKIN MEMBARA

Papua dijadikan perebutan lahan politik, lahan perut, lahan kepentingan bagi buaya-buaya rakus akan jabatan dan berbagai dimensi multi kepentingan; penyiksaan, pembunuhan, keterbelakangan dibangun opini publik melalui media cetak dan elektronik bawah Papua lagi bergejolak dalam tanda kutip kacau, tidak aman, rusuh dan konotasi negatif di alamatkan untuk "PAPUA" memang ada gejolak tapi itu teriak dari rakyat Papua untuk di perhatikan berdiri sama tinggi, duduk pun sama rendah dengan daerah lain. Bayangkan Papua yang mempunyai kekayaan alam begitu besar orang Papua pun hidup masih telanjang, tinggal di honai dan masih banyak lagi ketimpangan antara Papua dan Daerah lain di Indonesia.
Itulah kenapa orang Papua minta diperhatikan, bayangkan PT. Freeport yang tukang tipu itu, telah mengalabui dikatakan bawah PT. Freeport itu adalah perusahan tembaga baru terungkap pada tahun 2004 baru PT. Freeport bukan hanya tembaga saja namun jauh dari itu ada emas, ada nikel, ada uranium dll. Sekali lagi orang Papua telah ditipu beberapa tahun belakangan ini baru terungkap, terus pertanyaan besar selama ini siapa yang merasakan kesejahteraan atas keberadaan PT. Freeport, Orang Papua jawabannya pasti TIDAK, Papua telah dimiskinkan oleh struktur, oleh kekuasaan baru pada tahun 2001 diberikan OTSUS Papua,itupun dengan perjuangan berteriak MERDEKA yang menelang korban. OTSUS diberikan tanpa ada aturan pelaksana dari Pemerintah Pusat bagimn mau menjalankan. Sekali lagi kekayaan Papua sdh diambil, dirampas, dirampok olh orang-orang yang RAKUS.

ini jelas bukan suratan takdir, tapi menjadi fakta sejarah. Banyak negara yang kaya sumber daya alam, penduduknya justru masuk kategori miskin. Hanya beberapa gelintir orang yang mempunyai akses kekuasaan yang ikut menikmati ’kue’ ekonomi. Sebagian besar hasil kegiatan ekonomi justru mengalir ke negara-negara maju yang nota bene relatif miskin sumber daya alam. Demikian pula untuk kasus di dalam negeri, banyak daerah yang kaya potensi sumber daya alam khususnya tambang dan mineral yang mempunyai nilai ekonomi tinggi tetapi justru banyak desa di areal pertambangan yang masuk kategori desa miskin. Kita masih ingat kisah pilu masyarakat Bangka-Belitung yang tetap miskin setelah era kejayaan timah habis sebagaimana tergambar dalam film Laskar Pelangi. Cerita sedih yang sama, dialami penduduk Aceh. Propensi yang tadinya merupakan penyumbang devisa dari LNG tersebut banyak yang tetap miskin. Dan sumber gas yang dikelola ExxonMobil di wilayah itu kini pun sudah surut. Kasus pemiskinan struktural diatas pun kita rasakan di Propinsi Papua yang terkenal dengan sumber daya alam yang begitu besar, saat ini belum begitu dirasakan hasil eksploitasi SDA Papua, Tapi dalam jangka panjang masyarakat akan menyaksikan bangkai-bangkai instalasi sumur minyak, kilang tua, lubang pertambangan, hutan gundul, serta menanggung resiko akibat sisa-sisa tumpahan minyak yang mengganggu kesuburan tanah. Di lain sisi masyarakat lokal yang mempunyai sumberdaya daya alam tidak begitu menikmati hasil dari eksploitasi SDA, Rata-rata dijadikan objek, digilas dan tak bisa berbuat banyak ketika berteriak akan hak-haknya. Maka akan muncul pertanyaan yang sederhana namun sulit untuk di implementasikan, Bisakah Kekayaan Alam Papua Mensejahterakan Masyarakat Papua?

Minggu, 14 Agustus 2011

Pendidikan Harus Mahal?


Add caption
Tugas utama pendidik kritis adalah menciptakan tipe lembaga kritis yang diperlukan untuk menentang dan mengubah relasi-relasi global berupa eksploitasi dan represi
di daerah kita sendri khususnya( Intan Jaya.)


Sejak tonggak renaissance yang dimotori oleh Rene Descartes berdiri, perubahan paradigma keilmuan umat manusia selalu berubah dan berdialektika sampai saat ini. Pendidikan sebagai salah satu bidang ilmu sosial, pun tidak bisa menutup mata terhadap perubahan tersebut. Walau pada akhirnya, para filosof dan ilmuan menemui titik jenuh atas dialektika yang ternyata juga menghasilkan kekhawatiran umat manusia.

Kekhawatiran akan perang nuklir, bocornya lapisan ozon, pemanasan global, kesenjangan sosial menganga lebar, adalah beberapa ”sampah” yang dihasilkan oleh spirit modernisme, dengan segala kemegahan teknologi dan kecanggihannya. Spirit modernisme; progresif, efektif, efisien, enlightment yang menjanjikan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia, mulai dikoreksi oleh postmodern.


Pendidikan pun ikut pontang panting menghadapi tujuan sekaligus dampak modernitas. Sebelum perang dingin antara kapitalis dan sosialis berakhir, kekuatan sebuah daerah ditentukan oleh kemampuan putra-putri yang berintelktual dan berkemampuan itu senjata. Setelah perang dingin usai, kekuatan kapitalis menjadikan logika globalisasi dan pasar bebas sebagai senjata untuk menguasai negara-negara lain (berkembang) sebagai tempat menjual produk-produk industri. Mulai dari, sabun mandi, buah-buahan tak berbiji, produk perusahaan Gucci, dan alat telekomunikasi,dan yang tak kalah penting adalah menjual paham akan pentingnya modernisasi kepada negara berkembang. ) sebagai kemajuan berdasarkan platform global. Masyarakat global merupakan perpaduan antara kenyataan dan bayangan seperti ungkapan Amir Pialang.

Penanaman akan pentingnya modernisasi dan industrialisasi secara apik dan halus, telah melenakan negara berkembang untuk mengoreksi ”borok” pada tubuh modern dan industri. Pudarnya tujuan ideal pendidikan yang memanusiakan manusia menjadi mengindustrikan manusia, merupakan efek masyarakat global yang sedang dipimpin oleh perkembangan industri. Herbert Spencer menganalisa evolusi keilmuan di atas sebagai perkembangan masyarakat yang bermula dari masyarakat primitif, lewat masyarakat militer, menjadi masyarakat industri. Sehingga tuntutan untuk mengikuti kemajuan industri, menjadi satu-satunya jalan yang harus dilewati negara berkembang, termasuk sistem pendidikan Indonesia.
By Robby M

Rabu, 01 Juni 2011

Pendidikan Harus Mahal?

Add caption
Tugas utama pendidik kritis adalah menciptakan tipe lembaga kritis yang diperlukan untuk menentang dan mengubah relasi-relasi global berupa eksploitasi dan represi
di daerah kita sendri khususnya( Intan Jaya.)


Sejak tonggak renaissance yang dimotori oleh Rene Descartes berdiri, perubahan paradigma keilmuan umat manusia selalu berubah dan berdialektika sampai saat ini. Pendidikan sebagai salah satu bidang ilmu sosial, pun tidak bisa menutup mata terhadap perubahan tersebut. Walau pada akhirnya, para filosof dan ilmuan menemui titik jenuh atas dialektika yang ternyata juga menghasilkan kekhawatiran umat manusia.

Kekhawatiran akan perang nuklir, bocornya lapisan ozon, pemanasan global, kesenjangan sosial menganga lebar, adalah beberapa ”sampah” yang dihasilkan oleh spirit modernisme, dengan segala kemegahan teknologi dan kecanggihannya. Spirit modernisme; progresif, efektif, efisien, enlightment yang menjanjikan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia, mulai dikoreksi oleh postmodern.


Pendidikan pun ikut pontang panting menghadapi tujuan sekaligus dampak modernitas. Sebelum perang dingin antara kapitalis dan sosialis berakhir, kekuatan sebuah daerah ditentukan oleh kemampuan putra-putri yang berintelktual dan berkemampuan itu senjata. Setelah perang dingin usai, kekuatan kapitalis menjadikan logika globalisasi dan pasar bebas sebagai senjata untuk menguasai negara-negara lain (berkembang) sebagai tempat menjual produk-produk industri. Mulai dari, sabun mandi, buah-buahan tak berbiji, produk perusahaan Gucci, dan alat telekomunikasi,dan yang tak kalah penting adalah menjual paham akan pentingnya modernisasi kepada negara berkembang. ) sebagai kemajuan berdasarkan platform global. Masyarakat global merupakan perpaduan antara kenyataan dan bayangan seperti ungkapan Amir Pialang.

Penanaman akan pentingnya modernisasi dan industrialisasi secara apik dan halus, telah melenakan negara berkembang untuk mengoreksi ”borok” pada tubuh modern dan industri. Pudarnya tujuan ideal pendidikan yang memanusiakan manusia menjadi mengindustrikan manusia, merupakan efek masyarakat global yang sedang dipimpin oleh perkembangan industri. Herbert Spencer menganalisa evolusi keilmuan di atas sebagai perkembangan masyarakat yang bermula dari masyarakat primitif, lewat masyarakat militer, menjadi masyarakat industri. Sehingga tuntutan untuk mengikuti kemajuan industri, menjadi satu-satunya jalan yang harus dilewati negara berkembang, termasuk sistem pendidikan Indonesia.

Selasa, 12 April 2011

POTENSI MIGANI FC YANG KETINGGALAN”


oleh Maisini Misael pada 12 April 2011 jam 16:52
Didaerah atau suatu wilayah mempunyai suatu potensi entah itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang sangat kaya. Sumber daya alam maupun sumber daya manusia ini diberikan Cuma-cuma oleh YAHWEH ELOHIM, tingal bagiman orang-orang tersebut untuk mengolahnya dan mengembangkannya.
Potensi-potensi tersebut sudah ada dalam diri tiap-tiap pribadi,sepertinya dalam bidang olahraga  kususnya Bola Kaki kabupaten Intan Jaya memiliki potensi yang sangat bagus. Namun sangat disedihkan dan disayangkan bagi putra-putri kabupaten intan jaya. Gimi,…yee,..walaupun kabupaten intan jaya sudah dimekarkan pada tahun dua ribu delapan,namun Ganewa,..Hema kabupaten tawapa tuya naga kana,….ketinggalan betul dengan kabupaten-kabupaten lain yang sama-sama dimekarkan.
 Hal ini disebabkan ambisi yang membudaya. Ambisi yang membudaya ini sebenarnya bagus dan baik apabila itu sesuai dengan jurusannya atau skillnya dan ingin membicarakan kepentingan umum,tetapi kalau bukan jurusannya, wah,..ini sangat parah. 
Yang jelas kalau bukan jurusannya dan tidak memiliki keterampilan di bidang tersebut,maka yang jelas ini akan membuat Virus penghambat dan pembunuh bagi masyarakat diwilayah tersebut. Mana mungkin seorang mantri atau tidak mempunyai keterampilan dibidang tersebut lalu mengajar disala satu sekolah,yang jelas dia akan binggung dan tidak mengerti bagimana mendidik anak muridnya secara baik dan benar,demikian juga sebaliknya bagimana seorang guru lalu mengambil jarum suntik lalu menyuntik sala satu pasien. Hea,…heaa yeh,..pasien bisa mati tiba-tiba tu,...
Melihat potensi-potensi putra-putra bola kaki intan jaya yang sangat terkatung-katung itu,maka kedepannya harus menempatkan orang-orang yang mendidik maupun melayani,artinya bahwa menempatkan orang-orang yang betu-betul mempunyai keahlian dalam sala satu bidang atau sesuai dengan jurusannya.
 apabila kedepannya hal ini dilihat dan dilakukan,maka akan ada perubahan dalam mengembangkan potensi-potensi bola kaki maupun mengembangkan potensi-potensi yang lainya.
Seseorang yang mempunyai keahlian maupun mempunyai jurusan lalu dia bekerja sesuai dengan apa yang ada pada dia,maka dia anggap hal itu mudah saja,karena dia anggap bisa karena dia sudah terbiasa dengan pekerjaan itu.
Kita musti sadari bahwa Sejak Yahweh Elohim menempatkan kita di Kandungan tiap-tiap Mama kita sejak Itu pula Yahweh Elohim menaruh “Nasib” kita,yaitu Talenta atau Potensi sehingga potensi atau talenta itu harus dilihat,digali dan dikembangkan dalam segala bidang terutama untuk Melayani sesama yang Membutuhkan.
Ingat  Penetuan Nasib Sendiri adalah Hak Asasi Manusia yang diberikan langsung oleh Yahweh Elohim kepada pribadi masing-masing. Nasib Anda Tidak ditentukan oleh siapa-siapa,kecuali Yahweh Elohim Tinggal bagimana tiap-tiap pribadi itu untuk melihat,mengolah dan mengembangkannya.
Mama kita melahirkan,menjaga,merawat,membesarkan memotifasi,menasehati serta Meluruskan seluruh hidup kita,Agar kita mengikuti jalan Tuhan.  Sedangkan orang lain hanya mengsponsori kita dalam segala karya kita,agar kita mengikuti jalan Yahweh Elohim Untuk Menemukan “Jati Diri Kita”sebagai Manusia yang Utuh, Keutuhan sebagai manusia yang Utuh adalah Kerendahan Hati serta Keteladanan hidup yang Membebaskan,Meneguhkan dan Melayani.
Untuk mengembangkan dan mencapai potensi-potensi tersebut tentu ada sponsor dari berbagai pihak,terutama kabupaten intan jaya. Tanpa sponsor tidak mungkin potensi-potensi itu dapat dikembangkan.  untuk mencapai potensi-potensi tersebut membutuhkan waktu dan proses.   dalam waktu dan proses itu tentu memerlukan suatu Pengorbanan untuk menemukan jati diri seseorang sebagai manusia yang utuh.
“penetuan nasib sendiri adalah hak asasi manusia”,sehingga kami  tidak bisa katakan bahwa nasib seseorang berada ditangan seseorang yang lain atau ditentukan oleh orang lain. Singkat kata Tuhan Alllah sudah taruh potensi kita sejak dalam kandungan mama kita,sehingga penetuan nasib kita ada di tangan kita. Untuk mencapai Tujuan itu dibutuhkan “Kesadaran,Komitmen,Kekompakan,saling menerima,rendah hati,kasih dan Rela Berkorban untuk Melayani”.
Tanpa ketuju hal  hal ini tidak mungkin suatu Tindakan dapat dilakukan untuk mencapai Tujuan yang kita inginkan bersama.   “Sedikit Tindakan Lebih Bermanfaat dari pada Sejuta Kata”,mari kita bertindak  untuk “Nasib kita kedepan”.